Rabu, 05 Desember 2007

TANPA TERASA

Tanpa terasa sudah hampir 3 bulan saya tidak menulis di blog ini karena hari2 saya banyak tersita untuk urusan pekerjaan dan kuliah,

Tanpa terasa sudah hampir 4 bulan saya bergabung di komunitas TDA, banyak ilmu yang saya dapatkan namun masih sedikit yang bisa saya praktekkan,

Tanpa terasa usia Naufal (anak pertama saya) sudah 13 bulan,sudah tumbuh giginya dengan celoteh dan kata yang tidak ada maknanya dan sudah bisa menyambut kepulangan ayahnya didepan pintu dengan senyuman rindu,

Tanpa terasa sebentar lagi di tanggal 17 Desember, usia pernikahan kami akan memasuki tahun ke 2, kehidupan baru yang membuat hidup saya menjadi lebih bermakna dan lebih berwarna,

Tanpa terasa semua berjalan begitu cepat, tanpa kita sadari dan kadang kita lupa selama masa itu apa prestasi yang sudah kita dapat, apakah hidup kita punya makna dan berguna buat orang lain, buat orang disekitar kita, buat keluarga besar kita, buat anak istri kita dan buat diri kita sendiri atau malah sebaliknya?,

Seandainya hidup kita belum begitu bermakna dan berguna buat mereka, setidaknya jangan sampai hidup kita dihabiskan untuk merusak, menyusahkan, mendzalimi dan merampas hak-hak orang lain.

Menjelang 4 bulan bergabung dengan komunitas TDA, dengan keterbatasan waktu dan modal serta kesibukan istri dalam mengurus dan mendidik anak kami, maka kami baru mampu mengembangkan bisnis online, dan belum bisa mewujudkan toko offline yang menjadi cita-cita kami, sehingga malu rasanya melihat sepak terjang teman2 TDA yang baru bergabung tapi lebih cepat menerapkan ilmu yang didapat dengan terjun langsung membuka usaha baru.

Menjelang 2 tahun pernikahan kami, banyak hal yang telah kami lalui bersama dalam suka maupun duka. Mungkin pernikahan yang telah kami lalui tidak seindah cerita dalam novel, film maupun sinetron, namun pernikahan kami telah menjadikan kehidupan kami "lebih hidup",

Pernikahan telah mengajarkan kepada kami bahwa kebahagiaan akan lebih bermakna jika kebahagiaan yang kita peroleh dapat membuat orang yang kita cintai dan orang-orang disekitar kita juga ikut merasakannya. Sebaliknya kebahagiaan akan menjadi hampa tanpa makna jika diperoleh dengan mengakibatkan derita dan tangis orang-orang disekitar kita.

Pernikahan telah memberi arti pentingnya hidup berbagi dengan pasangan kita maupun orang lain, belajar memahami pasangan kita maupun orang lain, belajar untuk mengedepankan pemenuhan hak pasangan kita maupun orang lain dan berusaha untuk tidak terlalu menuntut hak kita.

Kehidupan dalam berumah tangga bisa kita jadikan "kawah candradimuka" tempat kita belajar untuk diterapkan di komunitas yang lebih luas yaitu masyarakat di lingkungan sekitar kita.

Semoga menjelang 2 tahun usia pernikahan kami, keluarga kami bisa selalu menjadi keluarga yang sakinah, mawadah warahmah,

semoga kami selalu dilimpahi kebahagiaan lahir dan batin, kesehatan serta diberi kemudahan dalam menjemput rizki yang Halal dari Allah swt,

semoga kami dapat lebih adil dalam memenuhi hak jasad dan ruh kami dalam berbagi waktu untuk bekerja, untuk berkumpul dengan keluarga, untuk istirahat dan untuk beribadah,

dan semoga hanya maut yang bisa memisahkan cinta kami berdua. Amin

Jakarta, 6 Desember 2007


Gunawan

Senin, 20 Agustus 2007

Makna Kemerdekaan

Beberapa hari yang lalu, tanggal 17 Agustus 2007 Indonesia baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke 62. sampai hari inipun sisa-sisa kemeriahannya masih terasa dengan masih banyaknya gedung yang dihias dan bendera merah putih yang berkibar disepanjang jalan.
Dalam menyambut kemerdekaan, seolah-olah bangsa ini melupakan sejenak segala penderitaan, musibah, dan kepenatan akibat kemacetan yang selalu menyambut kita saat berangkat dan pulang kerja. Semua penduduk dari perumahan mewah sampai perkampungan dalam gang yang sempit berlomba-lomba menunjukkan jiwa nasionalismenya dengan membuat kegiatan kegiatan dari acara yang serius seperti tirakatan dan doa bersama(bergadang sampai pagi) hingga perlombaan-perlombaan yang mengundang gelak tawa. Tujuannya selain ingin menanamkan semangat nasionalisme kepada generasi muda, tujuan lainnya adalah lebih mengakrabkan sesama warga. Sudah bukan hal yang aneh lagi di Jakarta jika kita dalam satu minggu belum tentu bisa bertemu dengan tetangga disamping rumah, karena sama-sama sibuk. Maka dalam acara dan perlombanan dalam rangka peringatan kemerdekaan merupakan kesempatan bagi kita untuk lebih mengenal tetangga kita, bisa berbagi kebahagiaan, tertawa bersama-sama dan bisa merasakan kembali kehangatan dan kedekatan dengan tetangga kita seperti suasana di kampung dulu.
Namun dari semua kebahagiaan dan sisi positif dari kegiatan menyambut kemerdekaan, ada kekecewaan dan rasa miris yang saya rasakan saat menjelang hari kemerdekaan saya melintas dikerumunan anak-anak muda yang dikoordinir dengan seragam kaos yang rapi berdiri ditengah jalan dan dipinggir jalan membawa bendera kecil dan menyodorkan kardus serta bekas kaleng roti untuk meminta sumbangan buat acara menyambut kemerdekaan RI.
Inikah makna kemerdekaan menurut mereka yang mengorbankan harga giri, lunturnya semangat berdikari dan terlalu menggantungkan pada bantuan orang lain. Jika virus seperti ini telah masuk dalam jiwa generasi muda kita, maka semangat kemerdekaan yang diperjuangkan dan ditanamkan para pahlawan kita belum benar-benar tercapai karena jiwa dan pola pikir sebagian genersi muda kita masih "terjajah".
Semoga dengan semangat kemerdekaan kita bisa lebih terpacu untuk "memerdekakan" diri kita. Merdeka dalam arti yang sebenarnya. Merdeka yang bertanggung jawab. Merdeka Jiwa dan raga.


Gunawan

Rabu, 15 Agustus 2007

Kematian yang Sangat Dekat

Pagi ini saya mau menceritakan pengalaman rabu kemarin yang cukup menyentil saya untuk menyadarkan saya agar lebih mengingat kematian (ceritanya jadi serem ya :-) ).
Hari rabu kemarin (15-08-2007)sekitar jam 5.40 wib saya terjatuh dari sepeda motor saat berangkat kerja dalam perjalanan menuju stasiun Kereta Sudimara Jombang. Penyebabnya menghindari kucing yang lari menyeberang jalan tanpa menengok kanan kiri dulu (mungkin waktu kecil kucing tsb tidak pernah diajari emaknya cara-cara menyeberang jalan yang benar kali ya :-) ).
Sebelum kecelakaan saya tidak punya firasat apa-apa klo pagi itu akan kena musibah, namun tidak seperti biasanya saya melakukan hal-hal yang sekarang sering saya lalaikan.
Saat masih tinggal di rumah kontrakan di Batusari Jakbar yang cukup dekat dengan tempat saya bekerja, saya selalu berusaha bangun pagi untuk solat tahajud, meskipun tidak bisa tiap malam. Setelah solat subuhpun saya masih menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur'an.
Setelah pindah rumah di Pamulang jarak ke tempat kerja lumayan jauh, selain berangkatnya harus pagi (jam 5.30) sampai rumah pun sudah malam (sekitar jam 19.00). Karena setiap pulang sudah lelah, kebiasaan solat tahajud jadi jarang sekali bisa saya jalankan dan qiroahpun (membaca Al-qur'an) sudah tidak rutin tiap hari.
Namun Rabu pagi itu tidak seperti biasanya jam 3.30an saya terbangun karena pengen ke kamar mandi ( untuk BAK ) karena sudah terlanjur bangun sekalian aja saya terusin solat tahajud trus baca Alquran (pagi itu saya seperti menemukan masa lalu saya lagi :-) ).
Jam 5.30an seperti biasa saya berangkat kerja diantar istri dan anak saya sampai depan rumah. Setelah mencium anak istri, mengucapkan salam dan membaca doa berangkat kerja, motor saya meluncur dengan kecepatan sedang ( dibawah 60km/jam). Namun yang namanya sudah takdir meskipun kita sudah berikhtiar dengan berdoa dan berhati-hati dijalan, disebuah tikungan tiba-tiba ada seekor kucing yang menyeberang jalan dengan berlari. Karena jarak sepeda motor saya dengan kucing tersebut cukup dekat saya terkejut ( mungkin kucing tersebut juga sama-sama terkejut:-) )dan mengerem sepeda motor dengan mendadak sehingga motor saya oleng dan jatuh kekanan,namun saya bisa meloncat kekiri dan segera merangkak minggir ke tepi jalan. Alhamdulillah jalan masih cukup sepi dan tidak ada mobil atau motor dibelakang saya dalam jarak dekat.
Setelah menenangkan diri saya lihat luka-luka saya ditangan dan dikaki alhamdulillah tidak begitu parah, cuma ada luka gores yang cukup nyeri dilutut dan celana yang jadi bolong-bolong. Dan alhamdulillah setelah saya lihat dijalan ternyata kucing tersebut tidak mati dan sudah kabur entah kemana (semoga kucing tersebut juga cuma cidera ringan dan saling memaafkan atas kecerobohan kita berdua (saya dan kucing) dan tidak menyumpah serapahi serta mendoakan saya yang jelek-jelek,hehe).
Karena masih nyeri saya belum bisa mengamankan sepeda motor yang masih tergeletak di tengah jalan, beberapa sepeda motor melintasi saya dan sepeda motor saya dengan tidak peduli seakan-akan tidak ada kejadian apa-apa (saya cukup maklum karena memang beginilah wajah sebagian orang jakarta), namun akhirnya ada sepeda motor yang ditumpangi suami istri berhenti didepan saya, keduanya menanyakan kondisi saya, ibu itu mengambil tisue untuk membersihkan luka saya dan si bapak mengamankan sepeda motor saya ke pinggir jalan. Setelah menanyakan kronologis kejadian dan tau kondisi saya baik-baik saja, bapak ibu itu pamit melanjutkan perjalanan. Saya mengucapkan terima kasih dan sedikit terharu ternyata masih ada juga yang peduli sama orang lain.
Hikmah dari kejadian tersebut yang pertama saya jadi sadar kalau kematian itu sangat dekat, dan kita tidak dapat menghindar dari takdir Allah, alhamdulilah Allah mentakdirkan pagi itu saya masih diberi kesehatan dan hanya luka ringan. Andai dibelakan atau di depan saya ada mobil dalam jarak dekat, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.
Waktu itu saya merasa tersentil atas penurunan kualitas ibadah saya dan saya jadi rindu dengan suasana dikontrakan dahulu dimana dipagi hari bisa menyempatkan diri untuk solat tahajud dan membaca Al Qur'an dengan rutin. Mungkin dengan begitu kita akan lebih banyak bersyukur dengan segala nikmat yang dilimpahkan Allah kepada kita dan menjadikan kita lebih siap menjemput kematian ( kalimatnya serem juga ya :-) ).
Dari suatu pengajian ada Ustad yang pernah bilang kurang lebihnya sbb:
"Kalau kita sedang mendapat musibah kita harus instropeksi mungkin ibadah kita kurang baik, atau mungkin hak orang lain (seperti zakat dll) belum kita tunaikan, ato kita pernah medzalimi orang lain dan belum meminta maaf, kurang dalam beinfak dan kurang peduli dengan nasib saudara kita yang lain. Sebagai seorang muslim jika mendapat musibah hendaklah bersabar dan sabar itu pahala dan dapat menggugurkan dosa-dosa kita, jika mendapat nikmat/rakhmad hendaklah bersukur dan bersukur itu juga berpahala jadi segala hal yang menimpa seorang muslim jika disikapi dengan benar semuanya adalah baik buat dia".
Hikmah yang kedua adalah disaat kita sedang mengalami musibah ternyata pertolongan orang lain yang sekecil apapun sangat berarti buat kita dan bisa membuat kita terharu. Saya jadi bisa memahami waktu kita menolong orang lain yang sedang sagat membutuhkan pertolongan, hanya dengan pemberian kita yang menurut kita tidak seberapa namun dia akan berterimakasih dengak tulus dengan tatapan mata yang berbinar haru disertai doa-doa kebaikan untuk kita.
Semoga dengan kejadian di Rabu pagi kemarin bisa mencambuk saya menjadi orang yang lebih baik, dan lebih peduli kepada sesama.


Gunawan

Senin, 13 Agustus 2007

Pertama mengenal TDA

Saya mengenal Komunitas TDA dari ketidaksengajaan. Persinggungan dengan Komunitas TDA berawal dari ketertarikan saya untuk memulai merintis usaha. Jenis usaha yang ada dibenak saya waktu itu adalah berjualan pakaian muslimah, dengan pertimbangan yang pertama adalah saya dan istri banyak mempunyai relasi dari teman-teman pengajian yang pangsa pasar untuk pakaian muslimah lumayan banyak. Yang kedua semoga dengan ikut mengenalkan pakaian muslimah ke orang lain dapat menjadi ladang amal buat kami.
Produk awal yang saya jual adalah kaos muslimah dengan merk SIK, karena harganya cukup terjangkau dan kualitas serta modelnya bagus.
Untuk bahan perbandingan harga saya mencari produk kaos SIK dan pakaian muslimah yang lain di internet dan tanpa sengaja saya menemukan website/blog milik anggota komunitas TDA. Website/blog anggota komunitas TDA yang awalnya sering saya buka adalah blognya Pak Rony Yuzirman dengan manet visionnya, blog Pak Afrizal Syafri dengan baju poeti-nya dan blog pak Ryad Kusuma dengan Ruzika Collectionnya. Dari website/blog anggota komunitas TDA saya sering membaca kiat-kiat usaha dan pengalaman mereka.
Akhirnya saya tertarik untuk mendaftar di milis TDA dan alhamdulillah awal agustus saya diterima menjadi anggota milis TDA.
Semoga keikutsertaan saya di milis TDA bisa menambah wawasan saya di bidang wirausaha dan lebih memacu saya untuk dapat mengembangkan usaha yang saya rintis dengan lebih profesional lagi.


Gunawan

Senin, 06 Agustus 2007

Berawal dari AC Mati

Jakarta, 6 Agustus 2007
Persinggungan saya dengan dunia usaha berawal dari ketidaksengajaan. Waktu itu (akhir Juni 2007) AC diruangan kantor saya ada yang mati sehingga ruangan menjadi gerah dan tidak nyaman. Karena sudah tidak kuat menahan panas saya keluar ruangan untuk sekedar mendinginkan badan. Diluar ruangan ternyata teman saya juga sudah lebih dahulu "ngadem" untuk mencari angin. Dalam obrolan kami, teman saya bercerita tentang usaha yang dirintis dan dikelola istrinya, dimana saat ini dia sudah mempunyai sebuah toko pakaian muslimah.
Yang membuat saya salut adalah keberanian istri temen saya untuk keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah Bank Swasta Nasional dengan posisi yang sudah cukup bagus "hanya" untuk mengelola usaha barunya yang waktu itu belum jelas prospek kedepannya. Ternyata keputusan yang diambil istri temen saya sangat tepat karena usahanya berkembang pesat dengan omset yang fantastik menurut saya.
Obrolan disiang yang panas tersebut telah memberi inspirasi dan mengobarkan semangat saya untuk mulai merintis usaha supaya seumur hidup jangan hanya jadi TDB (tangan dibawah) .
Walaupun saya sama sekali tidak punya pengalaman dibidang wirausaha karena selama ini saya hanya bekerja sebagai karyawan (TDB), namun saya tidak mau di sebut "bonek" saat mau ikut "nyemplung" berwirausaha, karena setidaknya saya terbantu dengan istri saya yang pernah wiraswasta sebagai pedagang tekstil di lantai dasar BTC (Benteng Trade Center) Solo. Saat menikah dan mengikuti saya ke Jakarta, usaha tersebut dikelola oleh kakak istri saya, dan istri saya pindah profesi sebagai ibu rumah tangga :-) .
Setelah berdiskusi dengan istri, akhirnya kami sepakat untuk mencoba memulai usaha walau dalam skala kecil. Yang menjadi kendala awal selain modal yang terbatas adalah kesibukan saya sebagai karyawan tidak memungkinkan saya untuk bisa mengelola usaha, sedangkan istri masih harus mengurus dan mendidik anak kami yang masih kecil.
Akhirnya kami memutusnya untuk menjalankan usaha dari rumah. Selain tidak perlu biaya untuk sewa toko, istri juga masih punya banyak waktu untuk mengurus anak kami.
Di pertengahan Juli 2007 kami memulai usaha dengan jalan mengambil barang dari distributor/agen yang sudah kami kenal dan menitipkan barang-barang kami di toko kakak istri saya serta toko teman-teman istri saya yang ada di Kota Solo, dengan perjanjian pembagian laba. Meskipun laba yang kami dapat menjadi berkurang, namun kami tidak perlu menyewa toko, dan istri bisa bekerja dari rumah untuk order dan kirim barang sesuai pesanan dari Solo.
Sampai tulisan ini saya saya buat (kurang lebih 3 minggu usaha kami jalan), kami baru mengirim dan menerima pesanan 150-an pakaian muslimah kesolo dan sebagian kecil kami titipkan ke teman kami di Jakarta.
Mungkin penjualan 150-an baju dalam 3 minggu buat teman-teman TDA yang usahanya sudah maju merupakan angka yang sangat sangat kecil dan sangat memalukan untuk diceritakan (dan saya sempet gak pede ngebutin angkanya). namun buat pemula seperti saya yang belum punya toko dan minim pengalaman, angka tersebut sudah bisa membuat saya tersenyum :-).
Saya mohon doa dan bimbingan dari teman-teman TDA agar usaha yang saya rintis bisa berkembang dan semoga kedepannya bisa membuka toko sendiri seperti teman-teman TDA yang lain.
Gunawan

Minggu, 05 Agustus 2007

Pagi yang Indah

Assalamu alaikum

Pagi ini merupakan pagi yang indah buat saya karena setelah beberapalama keinginan mempunyai blog selalu tertunda, akhirnya saya berhasil juga membuat blog dengan segala keterbatasan pengetahuan menegenai cara-cara membuat blog. meskipun tampilan blog ini masih alakadarnya, namun lebh baik segera mencoba daripada berlama-lama berkutat belajar teori cara membuat blog tapi blognya sendiri tidak segera direalisasikan.
Alhamdulillah minggu kemarin saya telah diterima menjadi anggota milis TDA, yang lebih memacu saya untuk membuat blog ini (biar bisa seperti teman2 TDA yang lain yang sudah mempunyai blog,hehe) dan yang lebih penting lagi semoga dengan keikutsertaan saya di milis TDA bisa menambah wawasan saya dan istri di dunia usaha yang baru kami rintis dan lebih memacu semangat kami untuk terus maju dan berkembang bersama teman-teman TDA.
Semoga blog ini bisa membantu saya untuk terus belajar, berbagi dan berkomunikasi dengan teman-teman TDA yang lain, sekaligus bisa untuk ajang promosi usaha kecil-kecilan yang sedang saya rintis bersama istri.
Semoga blog ini bisa bermanfaat dan usaha yang sedang kami rintis bisa terus maju dan berkembang.

wassalamu alaikum
gunawan