Senin, 06 Agustus 2007

Berawal dari AC Mati

Jakarta, 6 Agustus 2007
Persinggungan saya dengan dunia usaha berawal dari ketidaksengajaan. Waktu itu (akhir Juni 2007) AC diruangan kantor saya ada yang mati sehingga ruangan menjadi gerah dan tidak nyaman. Karena sudah tidak kuat menahan panas saya keluar ruangan untuk sekedar mendinginkan badan. Diluar ruangan ternyata teman saya juga sudah lebih dahulu "ngadem" untuk mencari angin. Dalam obrolan kami, teman saya bercerita tentang usaha yang dirintis dan dikelola istrinya, dimana saat ini dia sudah mempunyai sebuah toko pakaian muslimah.
Yang membuat saya salut adalah keberanian istri temen saya untuk keluar dari pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah Bank Swasta Nasional dengan posisi yang sudah cukup bagus "hanya" untuk mengelola usaha barunya yang waktu itu belum jelas prospek kedepannya. Ternyata keputusan yang diambil istri temen saya sangat tepat karena usahanya berkembang pesat dengan omset yang fantastik menurut saya.
Obrolan disiang yang panas tersebut telah memberi inspirasi dan mengobarkan semangat saya untuk mulai merintis usaha supaya seumur hidup jangan hanya jadi TDB (tangan dibawah) .
Walaupun saya sama sekali tidak punya pengalaman dibidang wirausaha karena selama ini saya hanya bekerja sebagai karyawan (TDB), namun saya tidak mau di sebut "bonek" saat mau ikut "nyemplung" berwirausaha, karena setidaknya saya terbantu dengan istri saya yang pernah wiraswasta sebagai pedagang tekstil di lantai dasar BTC (Benteng Trade Center) Solo. Saat menikah dan mengikuti saya ke Jakarta, usaha tersebut dikelola oleh kakak istri saya, dan istri saya pindah profesi sebagai ibu rumah tangga :-) .
Setelah berdiskusi dengan istri, akhirnya kami sepakat untuk mencoba memulai usaha walau dalam skala kecil. Yang menjadi kendala awal selain modal yang terbatas adalah kesibukan saya sebagai karyawan tidak memungkinkan saya untuk bisa mengelola usaha, sedangkan istri masih harus mengurus dan mendidik anak kami yang masih kecil.
Akhirnya kami memutusnya untuk menjalankan usaha dari rumah. Selain tidak perlu biaya untuk sewa toko, istri juga masih punya banyak waktu untuk mengurus anak kami.
Di pertengahan Juli 2007 kami memulai usaha dengan jalan mengambil barang dari distributor/agen yang sudah kami kenal dan menitipkan barang-barang kami di toko kakak istri saya serta toko teman-teman istri saya yang ada di Kota Solo, dengan perjanjian pembagian laba. Meskipun laba yang kami dapat menjadi berkurang, namun kami tidak perlu menyewa toko, dan istri bisa bekerja dari rumah untuk order dan kirim barang sesuai pesanan dari Solo.
Sampai tulisan ini saya saya buat (kurang lebih 3 minggu usaha kami jalan), kami baru mengirim dan menerima pesanan 150-an pakaian muslimah kesolo dan sebagian kecil kami titipkan ke teman kami di Jakarta.
Mungkin penjualan 150-an baju dalam 3 minggu buat teman-teman TDA yang usahanya sudah maju merupakan angka yang sangat sangat kecil dan sangat memalukan untuk diceritakan (dan saya sempet gak pede ngebutin angkanya). namun buat pemula seperti saya yang belum punya toko dan minim pengalaman, angka tersebut sudah bisa membuat saya tersenyum :-).
Saya mohon doa dan bimbingan dari teman-teman TDA agar usaha yang saya rintis bisa berkembang dan semoga kedepannya bisa membuka toko sendiri seperti teman-teman TDA yang lain.
Gunawan

1 komentar:

lurysofyan mengatakan...

mantabs...
gmn perkembangan usahanya Gun? mudah2n makin maju yah amin..