Rabu, 15 Agustus 2007

Kematian yang Sangat Dekat

Pagi ini saya mau menceritakan pengalaman rabu kemarin yang cukup menyentil saya untuk menyadarkan saya agar lebih mengingat kematian (ceritanya jadi serem ya :-) ).
Hari rabu kemarin (15-08-2007)sekitar jam 5.40 wib saya terjatuh dari sepeda motor saat berangkat kerja dalam perjalanan menuju stasiun Kereta Sudimara Jombang. Penyebabnya menghindari kucing yang lari menyeberang jalan tanpa menengok kanan kiri dulu (mungkin waktu kecil kucing tsb tidak pernah diajari emaknya cara-cara menyeberang jalan yang benar kali ya :-) ).
Sebelum kecelakaan saya tidak punya firasat apa-apa klo pagi itu akan kena musibah, namun tidak seperti biasanya saya melakukan hal-hal yang sekarang sering saya lalaikan.
Saat masih tinggal di rumah kontrakan di Batusari Jakbar yang cukup dekat dengan tempat saya bekerja, saya selalu berusaha bangun pagi untuk solat tahajud, meskipun tidak bisa tiap malam. Setelah solat subuhpun saya masih menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur'an.
Setelah pindah rumah di Pamulang jarak ke tempat kerja lumayan jauh, selain berangkatnya harus pagi (jam 5.30) sampai rumah pun sudah malam (sekitar jam 19.00). Karena setiap pulang sudah lelah, kebiasaan solat tahajud jadi jarang sekali bisa saya jalankan dan qiroahpun (membaca Al-qur'an) sudah tidak rutin tiap hari.
Namun Rabu pagi itu tidak seperti biasanya jam 3.30an saya terbangun karena pengen ke kamar mandi ( untuk BAK ) karena sudah terlanjur bangun sekalian aja saya terusin solat tahajud trus baca Alquran (pagi itu saya seperti menemukan masa lalu saya lagi :-) ).
Jam 5.30an seperti biasa saya berangkat kerja diantar istri dan anak saya sampai depan rumah. Setelah mencium anak istri, mengucapkan salam dan membaca doa berangkat kerja, motor saya meluncur dengan kecepatan sedang ( dibawah 60km/jam). Namun yang namanya sudah takdir meskipun kita sudah berikhtiar dengan berdoa dan berhati-hati dijalan, disebuah tikungan tiba-tiba ada seekor kucing yang menyeberang jalan dengan berlari. Karena jarak sepeda motor saya dengan kucing tersebut cukup dekat saya terkejut ( mungkin kucing tersebut juga sama-sama terkejut:-) )dan mengerem sepeda motor dengan mendadak sehingga motor saya oleng dan jatuh kekanan,namun saya bisa meloncat kekiri dan segera merangkak minggir ke tepi jalan. Alhamdulillah jalan masih cukup sepi dan tidak ada mobil atau motor dibelakang saya dalam jarak dekat.
Setelah menenangkan diri saya lihat luka-luka saya ditangan dan dikaki alhamdulillah tidak begitu parah, cuma ada luka gores yang cukup nyeri dilutut dan celana yang jadi bolong-bolong. Dan alhamdulillah setelah saya lihat dijalan ternyata kucing tersebut tidak mati dan sudah kabur entah kemana (semoga kucing tersebut juga cuma cidera ringan dan saling memaafkan atas kecerobohan kita berdua (saya dan kucing) dan tidak menyumpah serapahi serta mendoakan saya yang jelek-jelek,hehe).
Karena masih nyeri saya belum bisa mengamankan sepeda motor yang masih tergeletak di tengah jalan, beberapa sepeda motor melintasi saya dan sepeda motor saya dengan tidak peduli seakan-akan tidak ada kejadian apa-apa (saya cukup maklum karena memang beginilah wajah sebagian orang jakarta), namun akhirnya ada sepeda motor yang ditumpangi suami istri berhenti didepan saya, keduanya menanyakan kondisi saya, ibu itu mengambil tisue untuk membersihkan luka saya dan si bapak mengamankan sepeda motor saya ke pinggir jalan. Setelah menanyakan kronologis kejadian dan tau kondisi saya baik-baik saja, bapak ibu itu pamit melanjutkan perjalanan. Saya mengucapkan terima kasih dan sedikit terharu ternyata masih ada juga yang peduli sama orang lain.
Hikmah dari kejadian tersebut yang pertama saya jadi sadar kalau kematian itu sangat dekat, dan kita tidak dapat menghindar dari takdir Allah, alhamdulilah Allah mentakdirkan pagi itu saya masih diberi kesehatan dan hanya luka ringan. Andai dibelakan atau di depan saya ada mobil dalam jarak dekat, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.
Waktu itu saya merasa tersentil atas penurunan kualitas ibadah saya dan saya jadi rindu dengan suasana dikontrakan dahulu dimana dipagi hari bisa menyempatkan diri untuk solat tahajud dan membaca Al Qur'an dengan rutin. Mungkin dengan begitu kita akan lebih banyak bersyukur dengan segala nikmat yang dilimpahkan Allah kepada kita dan menjadikan kita lebih siap menjemput kematian ( kalimatnya serem juga ya :-) ).
Dari suatu pengajian ada Ustad yang pernah bilang kurang lebihnya sbb:
"Kalau kita sedang mendapat musibah kita harus instropeksi mungkin ibadah kita kurang baik, atau mungkin hak orang lain (seperti zakat dll) belum kita tunaikan, ato kita pernah medzalimi orang lain dan belum meminta maaf, kurang dalam beinfak dan kurang peduli dengan nasib saudara kita yang lain. Sebagai seorang muslim jika mendapat musibah hendaklah bersabar dan sabar itu pahala dan dapat menggugurkan dosa-dosa kita, jika mendapat nikmat/rakhmad hendaklah bersukur dan bersukur itu juga berpahala jadi segala hal yang menimpa seorang muslim jika disikapi dengan benar semuanya adalah baik buat dia".
Hikmah yang kedua adalah disaat kita sedang mengalami musibah ternyata pertolongan orang lain yang sekecil apapun sangat berarti buat kita dan bisa membuat kita terharu. Saya jadi bisa memahami waktu kita menolong orang lain yang sedang sagat membutuhkan pertolongan, hanya dengan pemberian kita yang menurut kita tidak seberapa namun dia akan berterimakasih dengak tulus dengan tatapan mata yang berbinar haru disertai doa-doa kebaikan untuk kita.
Semoga dengan kejadian di Rabu pagi kemarin bisa mencambuk saya menjadi orang yang lebih baik, dan lebih peduli kepada sesama.


Gunawan

1 komentar:

HADI KUNTORO mengatakan...

Alhamdulillah anda tidak luka serius kan..?
Biasanya setelah kecelakaan gitu kita jadi trauma, tapi malah bagus,kita jadi hati2 banget. Jalan 60 saja sdh degdegan entar..
Emang pak, Kadang terasa sadar bahwa kematian itu begitu dekat, dan apa yg sdh kita torehkan selama kita hidup..? rasanya belum ada apa2nya...apa memang hanya begini saja, dan udah gitu mati..? Subhanallah..mulai saat ini kita HARUS lebih intensif memaanfaatkan sisa hidup kita...
Hati2 ya...
Wassalam